Kegagalan BUMD PT PSM, Bisnis AMDK di Lingga Terpuruk
LENSAMATA.COM-Lingga,Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Pembangunan Selinsing Mandiri (PSM), yang digadang-gadang menjadi pilar penguat perekonomian daerah dan penopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lingga, justru gagal memainkan peran strategisnya. Di tengah lesunya ekonomi akibat efisiensi anggaran dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap tenaga honorer (THL), BUMD ini justru mencatatkan kerugian dari bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang diluncurkan pada 2022 lalu,Jum'at 23/05/2025.
Proyek yang sejatinya diharapkan menjadi solusi alternatif penciptaan lapangan kerja dan sumber pendapatan baru ini justru seperti tenggelam tanpa arah. Padahal, tidak sedikit dana yang telah digelontorkan — miliaran rupiah dari APBD — untuk menopang operasional dan pengembangan bisnis AMDK ini.
Sayangnya, alih-alih menghasilkan keuntungan, PT. PSM justru membukukan kerugian. Tidak ada laporan pertanggungjawaban terbuka yang bisa menjelaskan ke publik bagaimana modal besar tersebut dikelola dan kenapa bisnis tersebut tidak membuahkan hasil.
Hal ini memunculkan berbagai pertanyaan kritis dari masyarakat: Apa yang salah dalam pengelolaan BUMD ini? Apakah manajemen tidak kompeten? Di mana pengawasan dari Pemkab Lingga terhadap penggunaan anggaran dan kinerja perusahaan daerahnya sendiri?
Padahal, sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD, setiap pendirian usaha daerah harus melalui kajian menyeluruh, mencakup kelayakan ekonomi, analisis pasar dan pemasaran, serta evaluasi aspek keuangan. Jika semua aspek tersebut dilaksanakan secara profesional dan akuntabel, mustahil PT. PSM sampai pada titik kerugian seperti saat ini.
Sebagai masyarakat, kita berhak mempertanyakan komitmen pemerintah daerah dalam merancang program jangka pendek yang realistis dan bisa diandalkan. Terlebih, bisnis AMDK dengan bahan baku air pegunungan yang melimpah seharusnya memiliki potensi besar untuk menopang kemandirian keuangan daerah.
Investasi jangka panjang seperti pertambangan memang penting, tetapi tidak boleh mengesampingkan urgensi program jangka pendek yang mampu menyerap tenaga kerja lokal dan menghasilkan PAD secara langsung.
Kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah diberi amanat untuk mengelola program-program daerah, sudah seharusnya berpikir lebih kritis, logis, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. Jangan sampai uang daerah hanya dihamburkan tanpa hasil, seperti yang terjadi dalam proyek bisnis AMDK PT. PSM ini.
(BSE)
Posting Komentar untuk "Kegagalan BUMD PT PSM, Bisnis AMDK di Lingga Terpuruk"