Polemik Anggaran International Dragon Boat Race: Dua Kadisparbud Tanjungpinang Jadi Sorotan PODSI
LENSAMATA.COM-Pelaksanaan ajang Internasional Dragon Boat Race di Tanjungpinang kini terancam hilang dari kalender wisata budaya. Padahal, event ini memiliki jejak sejarah panjang sejak digelar pertama kali pada 26 Juli 1992 di depan Gedung Daerah oleh Pemkab Kepulauan Riau yang kala itu dipimpin Bupati Abdul Manan Saiman,Selasa (08/07/2025)
Meski hanya bermodalkan anggaran kecil, semangat besar pemerintah waktu itu mampu menjadikan Dragon Boat Race sebagai agenda tahunan yang bermanfaat, tidak hanya untuk hiburan rakyat, tetapi juga sebagai ajang pembinaan atlet dayung, baik Dragon Boat maupun Kayak.
Setelah Tanjungpinang menjadi kota otonom pada tahun 2001, pelaksanaan lomba diambil alih oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang. Saat itu, lomba masih menggunakan perahu tradisional dengan lintasan sejauh 500 meter, mengelilingi tiang penanda.
Tingginya animo peserta dari berbagai daerah dan negara tetangga mendorong Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Tanjungpinang untuk meningkatkan status lomba ini menjadi ajang internasional. Gagasan ini pertama kali diinisiasi oleh Juramadi Esram, Kadisparbud kala itu, yang kemudian menggandeng PODSI (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia) Tanjungpinang serta Provinsi Kepulauan Riau sebagai mitra teknis.
Sejak saat itu, pelaksanaan Internasional Dragon Boat Race dipindahkan ke Sungai Carang dan menggunakan sistem penilaian digital sesuai standar nasional dan internasional dari PB PODSI Pusat.
Namun, sangat disayangkan, seiring pergantian kepala dinas dan wali kota, keberlangsungan event prestisius ini justru terhenti. Dalam sebuah catatan pembicaraan, dua orang Kepala Disparbud Tanjungpinang yang menjabat setelahnya disebut-sebut sengaja tidak menganggarkan pelaksanaan Internasional Dragon Boat Race.
Ketika dikonfirmasi terkait hal ini, salah satu Kadisparbud, M. Nazri, dalam sebuah pertemuan khusus hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban tegas.
Menanggapi kondisi tersebut, Sekretaris PODSI Tanjungpinang, Aman, mendesak Wali Kota Tanjungpinang, Lisdarmansyah, agar memenuhi janjinya saat kampanye di Tanjung Unggat yang menyatakan akan menghidupkan kembali Dragon Boat Race sebagai ikon budaya dan olahraga air di kota ini.
"Kalau memang tidak serius, lebih baik Wali Kota merotasi Kepala Disparbud saat ini ke dinas lain," tegas Aman.
Sejumlah pegiat olahraga dan budaya juga menyayangkan kondisi ini dan berharap Pemerintah Kota Tanjungpinang kembali menghidupkan event tersebut sebagai bentuk pelestarian warisan olahraga tradisional sekaligus penggerak ekonomi kreatif masyarakat.
(Ruddi)
Posting Komentar untuk "Polemik Anggaran International Dragon Boat Race: Dua Kadisparbud Tanjungpinang Jadi Sorotan PODSI"