Pajak 10% di Tengah Carut-Marutnya Ekonomi, Warga Lingga Merasa Tertekan oleh Kebijakan Pemkab

LENSAMATA.COM-Lingga,Di tengah kesulitan ekonomi yang masih menghimpit masyarakat, kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga terkait penerapan pajak 10% atas sejumlah aktivitas usaha dan jasa menuai keluhan dan keresahan warga.

Banyak pelaku usaha kecil hingga menengah, termasuk pedagang pasar, pengusaha warung, hingga pelaku UMKM mengaku kian tertekan. Mereka menilai kebijakan tersebut tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat yang masih jauh dari pulih pasca-pandemi dan melemahnya daya beli masyarakat.

“Jangankan untuk bayar pajak, buat makan saja susah. Kami berharap pemerintah lebih bijak, jangan menambah beban kami yang sudah berat,” ungkapnya, seorang pedagang di Pasar Dabo Singkep, kepada wartawan, Minggu (06/07/2025).

Sejumlah warga menyebut, pemerintah daerah seharusnya lebih fokus pada upaya pemulihan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, bukan malah membebani dengan pajak yang dianggap tidak tepat sasaran.

Sementara itu, di tempat terpisah Seorang warga juga,menyatakan kekecewaannya atas penerapan pajak ini. “Pajak 10% mungkin tidak besar di atas kertas, tapi sangat berdampak untuk pelaku usaha kecil. Banyak yang terancam gulung tikar,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemkab Lingga belum memberikan pernyataan resmi atas kebijakan tersebut. Namun, beberapa sumber internal menyebut bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah).

Di media sosial, gelombang kritik terhadap Pemkab Lingga terus bergulir. Banyak netizen menilai kebijakan ini sebagai bentuk kurangnya empati terhadap rakyat kecil di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.

Warga berharap ada evaluasi dan kebijakan yang lebih berpihak pada pemulihan ekonomi kerakyatan. “Kami tidak menolak pajak, tapi tolong lihat dulu kondisi rakyatnya,” tegas warga lainnya.


(SJ)

Posting Komentar untuk "Pajak 10% di Tengah Carut-Marutnya Ekonomi, Warga Lingga Merasa Tertekan oleh Kebijakan Pemkab"